Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) bukan hanya sekadar tempat belajar, tetapi juga sebagai rumah bagi seluruh civitas akademika termasuk mahasiswanya. Tentunya sebagai rumah, rasa nyaman dan keadaan lingkungan harus bisa membuat setiap orang berkembang tanpa hambatan. Termasuk menciptakan kebijakan tentang inklusivitas bagi penyandang disabilitas.
Kampus yang dikenal dengan slogan Muda Mendunia ini sejak lama berperan dalam meningkatkan tempat yang nyaman dan inklusif bagi semua pihak. Melalui kebijakan dan keterbukaan informasi publik, UMY terus berbenah agar mampu memberikan pelayanan terbaik dan merata, termasuk bagi penyandang disabilitas. Hal ini mampu dibuktikan UMY melalui penghargaan “Kampus Sehat” yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2023 lalu. Selain itu UMY juga mendapatkan bintang 5 dari audit eksternal oleh Quacquarelli Symond (QS) yang merupakan lembaga akreditasi internasional. Keberhasilan tersebut dibuktikan melalui fasilitas yang mendukung dalam proses belajar mengajar. Dengan kebijakan dan prestasi tersebut, UMY mampu memastikan inklusivitasnya bagi penyandang disabilitas.

Upaya meningkatkan kreativitas tanpa batas, tentu perlu diimbangi dengan kelengkapan fasilitas. UMY dikenal sebagai salah satu kampus swasta terbaik, tentu fasilitas yang disediakan juga harus mendukung seluruh civitas akademika dalam mengembangkan diri. Tak terkecuali bagi penyandang disabilitas, UMY sangat mendukung dan memberikan kesetaraan bagi mereka seperti fasilitas yang mumpuni diantaranya toilet khusus difabel, parkiran khusus difabel, rampa menuju ruangan, jalur khusus difabel, hingga lift. UMY memang merancang pondasi yang kokoh dalam mewujudkan kampus yang ramah difabel, memastikan tiap sudut diakses tanpa kesulitan.

“Bersyukur di UMY ada fasilitas publik yang sama-sama bisa dinikmati termasuk bagi penyandang disabilitas seperti toilet dan jalur khusus, jadi kalau mereka ada kesulitan pun kita insyaallah bisa membantu satu sama lain,” ungkap Dien seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY menanggapi bagaimana kampus selalu berbenah dan menciptakan kampus ramah difabel (Difable Friendly) sehingga diharapkan mampu mewujudkan keadilan bagi semua.
Kampus ramah difabel adalah kampus yang menyediakan akses belajar bagi penyandang disabilitas sehingga mampu setara dengan yang lainnya. Komitmen UMY menciptakan kampus ramah difabel tidak hanya tercermin melalui fasilitas fisik. Namun, juga melalui program pendampingan maupun campaign khusus bagi penyandang disabilitasl. Seminar merupakan salah satu cara dalam memberikan dukungan, beberapa waktu yang lalu UMY juga secara rutin menggelar seminar kampus ramah difabel. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan akses yang luas kepada civitas akademika yang memiliki keterbatasan fisik dalam melakukan pemberdayaan.
Beberapa waktu yang lalu, muncul pemberitaan mahasiswa UMY menjadi salah satu inisiator dari 4 PTMA (Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah) dalam terbentuknya kampus ramah difabel. Kolaborasi yang dilakukan semakin membuktikan komitmen UMY tidak sekadar membangun dalam bentuk fisik atau hanya menciptakan kebijakan saja, tetapi diselaraskan dengan kesadaran melalui keterlibatan mahasiswa menciptakan kampus yang inklusif. Dengan melibatkan berbagai stakeholder secara aktif, tidak sekadar aksesibilitas, namun kampus juga mampu memberdayakan civitas akademika yang memiliki keterbatasan di lingkungan kampus.
Keterlibatan civitas akademika UMY tidak hanya pada lingkungan mahasiswa, dosen yang dikenal sebagai penggerak dan pondasi mahasiswa turut ikut andil memperjuangkan hak keadilan bagi penyandang disabilitas. Melalui Himpunan Disabilitas Muhammadiyah (HIDIMU) 2 dosen UMY terpilih sebagai ketua dan tim formatur. hal ini membuktikan komitmen UMY yang senantiasa berbenah untuk mewujudkan keadilan serta mampu menjadi kampus ramah difabel (Difable Friendly). Dalam mewujudkan kampus ramah difabel, memang perlu melakukan banyak pembenahan dari segala sisi, melibatkan berbagai stakeholder termasuk penyandang disabilitas dalam pengambilan keputusan.

“Harapan untuk ke depannya semoga UMY senantiasa berbenah menambah fasilitas khusus difabel secara massif, misalnya di kelas ada tempat khusus difabel pengguna kursi roda, bahkan angkutan umum untuk mempermudah mobilitas mereka menuju kampus,” ungkap Dien mengenai harapan dan arah kebijakan kampus ke depannya.
Harapannya UMY sebagai kampus ramah difabel secara konsisten mampu menegakan inklusivitas di lingkungan kampus sehingga dapat meningkatkan kreativitas mahasiswanya. Selain itu semoga kebijakan yang diterapkan UMY mampu menjadi inspirasi bagi perguruan tinggi lainnya. Dengan begitu kita tidak hanya menyaksikan kampus ramah difabel sebagai sebuah pencapaian sementara, namun sebagai langkah awal untuk dikembangkan dan perjalanan panjang mewujudkan inklusivitas serta meningkatkan kreativitas tanpa batas.
Penulis : Muh. Surya Kukuh