Tren Digital Terus Berkembang Tetapi Tidak Dengan Kehidupan Sosial, Lalu Apa yang Harus Milennial Lakukan?

Banyak orang saat ini yang cepat sekali beradaptasi dengan perkembangan digital, namun hal tersebut tidak menjamin perkembangan pada lingkungan sosial dan budaya. Nyatanya, banyak orang kerap mengikuti tren digital dengan memborong model gadget terbaru namun tidak memahami manfaat apa yang benar – benar dibutuhkan di kehidupan sehari – hari ketika ia sudah membelinya. Terjadi bias antara manfaat kemudahan yang ditawarkan gadget tersebut dengan pola pikir yang mengubah fungsi sosial.

Alih – alih mengikuti tren digital terbaru saat ini, maka seharusnya pemahaman atau literasi mengenai manfaat yang didapatkannya beserta dampak yang diberikan dalam kehidupan sosial sehari – hari juga perlu diperhitungkan.

Yanuar Nugroho, seorang aktivis yang pernah menjabat sebagai Deputi II Kepala Staf Kepresidenan menyampaikan dalam thread-nya di akun twitter @yanuarnugroho bahwa seiring dengan pesatnya perkembangan digital dan internet termasuk di dalamnya harga saham, maka justru perkembangan demokrasi semakin melorot, soal lingkungan hidup jauh lebih parah dan index pembangunan manusia tetap linear. “Perkembangan digital bergerak secara eksponensial sedangkan interaksi sosial dan budaya, ekonomi dan pola pikir berkembang secara linear,” ungkapnya dalam thread tersebut.

Sudah saatnya kita sebagai milennial untuk serius menanggapi adanya perubahan yang terjadi akibat perkembangan digital di lingkungan sosial kita. Lantas, apa sih yang harus kita lakukan sebenarnya?

  1. Pemahaman literasi digital adalah tugas bersama

Meningkatkan literasi sosial dan budaya yang selaras dengan perkembangan digital dan pembangunan Indonesia tentu menjadi tugas penting bagi bersama, baik pemerintah maupun masyarakat.

Semua orang memiliki peran di dalamnya karena perkembangan literasi digital dan sosial budaya saat ini sedang berjalan tidak stabil. Maka untuk menjamin bahwa perkembangan literasi digital dan sosial budaya dapat berjalan beriringan, masyarakat Indonesia secara luas harus terlibat dengan memperkaya literasi di kehidupan sehari – hari.

  1. Memperkaya pengetahuan itu harus!

Literasi bukan hanya soal bagaimana kita banyak membaca buku, akan tetapi seberapa besar pemahaman kita atas apa yang kita baca kemudian kita terapkan dalam kehidupan sehari – hari atau perubahan pola pikir dalam memandang kehidupan.

Dalam kutipan buku The Power Of Language dijelaskan bahwa membaca buku itu tidak cukup hanya sekali. Membaca sebuah buku itu setidaknya dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu membaca tulisannya, membaca penulisnya dan terakhir adalah membaca diri kita sendiri sebagai pembaca buku tersebut.

Hasil dari membaca buku sebanyak tiga kali itu bukan hanya “mengetahui” saja, tetapi juga ada pola pikir dan tindakan yang berubah di kehidupan pribadi kita. Dengan memperkaya pengetahuan, maka kita akan terlatih untuk berpikir. Dan dari setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup, maka kita akan memiliki pola pikir dalam memandang peritiwa tersebut dengan cara yang berbeda – beda.

  1. Milennial memiliki peran penting

Tentu banyak hal yang menjadi PR bagi pemerintah melihat ketimpangan antara pesatnya perkembangan digital dengan perkembangan sosial budaya di masyarakat Indonesia. Namun kita sebagai milennial juga memiliki peran untuk menumbuhkan iklim literasi digital yang selaras dengan sosial budaya.

Milennial dikenal sebagai generasi yang canggih, maka sudah sewajarnya jika kita memiliki sikap yang selektif untuk menyambut hal – hal baru dalam hidup kita. Hoax atau informasi tidak benar sering kita temui, maka selain menyerap informasi perkembangan tren digital masa kini, maka sikap dan pola pikir kita juga harus ikut berkembang di dalamnya.

Di era yang serba cepat ini, menghadapi perkembangan dalam hidup memang gampang – gampang susah. Setidaknya kita bisa jadi milennial yang kreatif dengan selangkah lebih maju dari apa yang terjadi saat ini. Yuk, jadi generasi milennial yang melek literasi!

 

Sumber :

https://mobile.twitter.com/yanuarnugroho/status/1393575362647318534

https://mobile.twitter.com/yanuarnugroho/status/1393575379189657607/photo/1

 

Penulis : Fatimah Azzahro

Editor : Sakinah/Uke

Related Posts