Tips Produktif di Bulan Ramadhan Ala Mahasiswa

Saat ini kita tengah berada pada Bulan Suci Ramadhan, tentu momen ini yang dinanti oleh umat Islam di seluruh penjuru dunia. Namun, di sisi lain acap kali bagi mahasiswa begitu berat bilamana menjalankan ibadah puasa disertai dengan perkuliahan yang masih berjalan. Apalagi bila mahasiswa mendapatkan jam kuliah pagi, maka sering kali diharuskan tidak tidur setelah bersantap sahur.

Namun, dalam kondisi ini mahasiswa seharusnya bisa semakin produktif. Oleh karena itu, kita perlu membuang jauh-jauh fikiran bahwa menjalankan ibadah puasa itu berat di tengah perkuliahan yang sedang berlangsung. Sekalipun tugas bertubi-tubi hadir, tetapi tetap harus merasakan nikmatnya menjadi mahasiswa.

Entitas mahasiswa yang senantiasa dipandang sebagai intelektual muda tidak dapat dilepaskan. Belajar adalah kewajiban utama bila tidak ingin dipandang sebagai sarjana tanpa isi, bila kelak ketika selesai menjadi mahasiswa. Ketika kemalasan belajar hingap pada diri, maka mahasiswa sering kali tidak dapat mengendalikan kemalasannya untuk beranjak dan hanya rebahan di kamar kost, kadang juga disertai dengan melakukan scroll sosial media selama berjam-jam. Tentu hal tersebut kontra produktif bilamana kita memahami entitas sebagai mahasiswa sesungguhnya.

Esensi puasa sebagai intelektual muda adalah menahan nafsu dari merasa pintar, menahan nafsu dari merasa sudah cukup pengetahuannya, dan segala macamnya. Hal tersebut harus disikapi secara bijaksana oleh mahasiswa atau intelektual muda. Untuk menghindari nafsu-nafsu tersebut pun harus dengan memperdalam dan memperluas cakrawala pengetahuan seluas mungkin.

Pada tulisan ini, penulis ingin berbagi dan menawarkan beberapa tips agar tetap produktif di bulan Ramadhan. Tentunya tips produktif ini yang ala mahasiswa. Agar kewajiban kita sebagai mahasiswa tetap berjalan dengan baik, tetapi juga tetap produktif menjalani aktivitas di luar kampus.

  1. Mengidentifikasi Minat atau Kesukaan Belajar

Identifikasi terhadap minat tentu menjadi kunci penting bagi mahasiswa, agar apa yang dilakukan dapat dilaksanakan secara maksimal ke depannya. Pertimbangan pertama yang harus dilakukan adalah bidang apa yang menjadi tujuan kalian, apakah sesuai dengan jurusan kuliah kalian (linear) atau ingin menggali pengetahuan lainnya. Pertimbangan kedua adalah karier atau cita-cita, sekiranya tujuan hidupmu adalah menjadi sesuai dengan jurusan kuliah kalian maka sesuaikan.

Setelah menemukan minat kalian, maka harus mengidentifikasi gaya belajar kalian. Pertama, visual atau spasial dimana kecenderungan gaya belajarnya ialah melalui visual dengan memahami gambar, simbol dan tanda-tanda lainnya yang ditangkap oleh indra pengelihatan. Pada gaya belajar ini, kita akan lebih mudah mengingat pelajaran jika dilakukan dengan memberikan catatan-catatan kecil atau kesimpulan pada kertas, sesuai dengan pemahaman kita.

Kedua, auditor. Bila tipe gaya belajar visual lebih mudah mengingat yang dipelajari dengan memberikan warna-warna atau catatan tertentu. Maka tipe auditor ini lebih mudah mengingat sesuatu yang ditangkapnya melalui telinga atau mendengarkan. Kekuarangan gaya belajar ini adalah cenderung tidak dapat belajar di tempat ramai dan berisik. Metode belajar yang tepat untuk tipe ini adalah melalui diskusi, cerita, musik dan bentuk suara lainnya.

Ketiga, kinestetik. Dimana tipe gaya belajar ini cenderung lebih suka bergerak dan tidak bisa diam, artinya ketika sedang belajar tidak bisa monoton. Misalnya adalah membaca buku dengan berjalan-jalan di sekelilingnya agar mudah menangkap isi buku yang sedang dibaca.

Keempat, linguistik atau verbal. Orang dengan gaya belajar linguistik lebih nyaman dengan membaca maupun berbicara. Misalnya ketika membaca buku ia langsung menginterpretasikannya dengan banyak orang ketika saat itu juga, atau untuk memudahkan adalah dengan metode surah buku.

2. Mengumpulan Refrensi dan Menyusun Rencana

Jika sudah mengetahui minat dan gaya belajar masing-masing, maka tahap selanjutnya adalah mengumpulkan referensi. Bila berminat terhadap sosial-politik maka kumpulkan referensi seputar sosial-politik, bila berminat terhadap filsafat maka kumpulkan referensi seputar filsafat, dan bila sedang memperdalam keilmuan sesuai jurusan kuliah maka kumpulkan sebanyak mungkin referensinya. Referensi yang dimaksud tergantung dari tipe gaya belajar masing-masing, apabila gaya belajar visual maka kumpulkan bentuk-bentuk visual sesuai dengan minat masing-masing.

Tahap selanjutnya adalah menyusun rencana, Pertama adalah skala prioritas. Bilamana referensi sudah banyak maka tentukan prioritasnya berdasar pada pemahaman teman-teman pada taraf mana. Bila kalian belum paham semuanya, urutkan dari dari dasar-dasar terlebih dahulu.

Selanjutnya tentukan timeline sesuai Ramdhan, puasa dilakukan selama 30 hari maka target belajar teman-teman hingga memahami adalah 30 hari juga. Contoh ketika ingin membaca buku, dengan total 200 halaman maka dibagi 30 untuk menemukan berapa halaman setiap harinya yang harus kita baca. Kemudian, tentukan waktu belajar produktif kalian. Berapa lama kalian bisa fokus belajar.

Infentarisasi Pemahaman

Setelah teman-teman selesai belajar, maka tuliskan untuk mempertajam atau sebagai pengulangan dan sekaligus menjadi karya tulis teman-teman sekalian. Bila lebih suka berbicara atau melalui visual, maka buatlah dokumentasi sesuai gaya belajar masing-masing. Ketika sudah selesai maka kalian tinggal membukanya kembali bila merasa lupa.

Keseluruhan tahapan tersebut sangat sederhana untuk dilakukan, namun setidaknya menjadi upaya belajar intelektual muda agar memahami pengetahuan sesuai minat masing-masing. Bila kalian merasa cocok dengan tawaran ini maka teruskan menjadi siklus dalam kehidupan masing-masing supaya tidak terjebak kemalasan menjadi kaum rebahan dan scroll media sosial sepanjang hari. Mudah bukan untuk produktif di bulan Ramadhan ?

 

Penulis : Muh. Taufiq Firdaus

Editor : Sakinatudh Dhuhuriyah

Related Posts