Setiap universitas di semua daerah tentu memiliki area-area yang menjadi tempat persinggahan atau nongkrong bagi para mahasiswanya. Entah karena strategis, nyaman, atau memang tak ada opsi lain. Termasuk juga UMY, bagi mahasiswa UMY tentu familiar dengan Taman Batu atau yang lebih sering disebut Tambat, sebuah singkatan yang benar-benar harfiah.
Tambat sendiri dapat ditemui di tiap-tiap fakultas yang ada di UMY. Bagi kamu yang mungkin belum punya gambaran, Tambat adalah sebuah olahan dan perpaduan batu dan semen yang dibentuk menjadi sebuah kursi dan meja. Sederhana memang, tapi entah mengapa Tambat menjadi sebuah entitas yang begitu kompleks dan turun temurun di tiap angkatan mahasiswa.
Menyoal fungsi, Tambat jelas melebihi fungsinya sebagai tempat nongkrong semata. Mari saya jelaskan, di momentum mahasiswa baru masuk, Tambat menjadi spot bagi para UKM dan Organisasi di kampus untuk memasang stand. Lebih dari itu Tambat juga kerap digunakan untuk wawancara bagi para mahasiswa yang hendak mengikuti UKM atau Organisasi. Jika masa wisuda tiba, Tambat juga menjadi salah satu background foto wajib bagi para mahasiswa dan mahasiswi selain Sportorium dan Lapangan Bintang UMY.
Jelas bagi banyak mahasiswa UMY Tambat punya cerita masing-masing yang lebih kompleks. Ada yang menjadikan Tambat sebagai pelarian dan ruang tunggu di kala transisi pergantian kelas. Ada yang menganggap Tambat sebagai mini zoo karena ada banyak kucing yang datang dan pergi di kala kemarau. Bahkan ada juga yang menganggap Tambat adalah entitas yang teramat romantik karena menjadi tempat berteduh dengan teman yang disuka pada saat hujan.
Itulah tadi sekelumit tentang Taman Batu UMY yang punya nilai entitas tersendiri di mata mahasiswa UMY. Bagi kamu yang ingin melanjutkan kuliah di UMY, atau yang sedang melanjutkan studi di UMY barangkali Tambat ini punya nilai sendiri yang tidak disebutkan di atas. Yuk share komentarmu di kolom komentar di bawah ini.
Penulis : Fahmi Fahriza
Editor : Sakinah