Stereotype atau pelabelan seringkali diberikan oleh banyak orang ketika sebagian orang mulai melihat pola yang kerap terjadi di lingkup hidup mereka. Salah satu stereotype yang bisa dibilang tidak asing adalah pelabelan mahasiswa pertanian yang sering dikaitkan dengan pekerja di bank. Hal ini dimulai ketika lulusan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) banyak yang bekerja menjadi pegawai bank. Tentunya hal tersebut terbalik dengan label besar IPB yang diharapkan mampu mencetak para ahli dan teknisi ahli di bidang pertanian di Indonesia. Alhasil, jurusan pertanian sering dicap sebagai jurusan yang berakhir berkarir di bank. Namun, kita tidak bisa serta merta meratakan semua mahasiswa jurusan pertanian akan berakhir demikian. Beberapa alasan kuat pasti melatarbelakangi keputusan mereka yang memilih berkarir di bank ketimbang di bidang pertanian.
Salah satu alasan yang terkuak adalah berkurangnya lahan pertanian di Indonesia. Pembangunan yang mengorbankan lahan pertanian menjadi lahan bangunan menyebabkan lahan eksplorasi pertanian menjadi semakin sempit. Data dari Badan Pusat Statistika (BPS) lahan pertanian Indonesia tahun 2019 tercatat seluas 7.4 juta hektar, hal ini mengalami penyusutan jika dibandingkan lima tahun sebelumnya dimana lahan pertanian Indonesia pada tahun 2014 menyentuh angka 8.1 juta. Artinya, ada lebih dari 500.000 lahan telah beralih fungsi menjadi lahan non produktif. Beberapa alasan turut menyertai berkurangnya lahan pertanian ini antara lain biaya penanaman, biaya perawatan yang tidak seimbang dengan hasil atau keuntungan. Namun, dengan apalagi Indonesia bisa mandiri swasembada jika tidak disokong oleh luasnya lahan pertanian di Indonesia?
Dengan berkurangnya lahan pertanian tersebut, lahan yang seharusnya bisa dijadikan sebagai lahan eksplorasi dan inovasi di bidang pertanian akan berkurang. Alhasil rasio para lulusan pertanian dan lahan pertanian akan berbanding terbalik. Setiap tahun lahan pertanian berkurang, sedangkan setiap tahun akan selalu tercipta lulusan sarjana pertanian. Hal ini mengakibatkan para lulusan tersebut membanting stir dengan memilih profesi yang lebih aman antara lain sebagai staf bank atau pekerja perbankan.
Kita tidak bisa menyalahkan stereotype yang hadir di masyarakat karena hal tersebut hadir karena sebuah fenomena. Namun, sebagai warga negara yang kritis, kita harusnya menelisik lebih jauh lagi mengapa hal tersebut terjadi. Di sisi ini, lahan pertanian dan kurangnya tempat eksplorasi menjadi salah satu penyebab fenomena munculnya lulusan pertanian menjadi seorang banker ketimbang menjadi ahli dan teknisi pertanian. Meskipun tidak semua lulusan pertanian dikatakan demikian, namun jika fenomena ini terus berkelanjutan maka, generasi penyangga pertanian akan berkurang dan semakin berkurang.
Source: www.bps.go.id, www.bisnisnews.id, dan https://nasional.kompas.com/read/2017/09/07/05490031/guru-besar-jelaskan-alasan-lulusan-ipb-banyak-kerja-di-bank?page=all
Illustrasi: https://mojok.co/red/kilas/lulusan-ipb-kerja-di-bank/
Penulis : Sibakhul Milad
Editor : Sakinah