Spirit Vokasional: Entitas Mahasiswa Sesungguhnya

Kalangan mahasiswa barangkali sudah tidak awam lagi mendengar kata “profesional” dalam kehidupan kampus, termasuk juga pada kalangan akademisi (dosen). Pada kenyataanya mahasiswa sering mengucapkan kata profesional sebagai pegangan terhadap prinsipnya. Sebagai contoh ialah ketika menuntut ilmu pengetahuan di ruang kelas ia mencermati apa yang disampaikan dosen dengan niat agar saat ujian bisa mendapatkan nilai yang bagus dan cepat lulus.

Sekalipun lulus cepat seolah sudah menjadi kewajiban bagi mahasiswa masa kini. Namun, apakah lulus cepat dengan cara profesional tersebut menjamin mutu bahwa mahasiswa tersebut memiliki pengetahuan yang memadai? Tentu tidak. Pada era saat ini prinsip profesionalitas mahasiswa dengan lulus cepat pada kenyataanya menjadi popular tanpa menjamin kualitas mutu mahasiswa tersebut.

Bagi penulis, sikap profesional perlu dibuang jauh-jauh untuk kalangan mahasiswa. Menurut KBBI, profesional menyangkut dengan profesi dan kepandaian khusus untuk menjalankannya. Maka sebetulnya sikap profesional tidak tepat apabila diambil oleh mahasiswa sebagai prinsip. Apabila dibenturkan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, maka sikap profesionalitas ini juga tidak sejalan.

Membangun Spirit Vokasional Mahasiswa

Apa yang dimaksud dengan istilah vokasionalisme? Pada sekitar tahun 1918 ketika Jerman dilanda krisis, seorang tokoh besar sosiologi klasik, Max Weber, memberikan ceramah di depan mahasiswa Universitas Munich. Beliau mengibaratkan bahwa langit Jerman sedang diliputi oleh awan mendung yang gelap. Jika Jerman ingin keluar dari kemelut ini, maka yang dibutuhkan bukan semangat profesionalosme, melaikankan spirit vokasionalisme!

Seorang vokasional menurut Max Webber adalah orang yang teguh pendiriannya, secara konsisten ia memegang teguh visi dan misinya. Keteguhan ini bahkan dapat memberikan semangat bagi mereka yang harapannya hampir musnah sekalipun. Seorang vokasional melakukan sesuatu semata-mata karena “panggilan jiwa”, panggilan hati nurani, bukan karena imbalan materi, mengikuti tren zaman dan popularitas.

Apabila dalam konteks mahasiswa, spirit vokasional ini sangat tepat dijadikan suatu prinsip oleh mahasiswa. Senada dengan tuntutan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang dapat diambil oleh mahasiswa yakni, Penelitian dan Pengembangan, serta Pengabdian Masyarakat. Mengambil langkah menerapkan spirit vokasional dalam artian menjalankan karena “panggilan jiwa dan hati nurani.” Maka, akan sangat berdampak positif bagi mahasiswa, ilmu pengetahuan dan masyarakat.

Oleh sebab itu, jika mahasiswa mampu menerapkan spirit vokasional sebagai prinsipnya tidak perlu lagi kemudian dipertanyakan bentuk kualitas dari mahasiswa itu sendiri. Maka, bukan tidak mungkin akan tiba suatu masa bahwa mahasiswa menjadi pelopor perubahan bersama masyarakat untuk negara yang lebih sejahtera.

 

Penulis : Taufiq Firdaus

Editor : Sakinah

Related Posts