Program Wajib Belajar Hingga Perguruan Tinggi

Universitas Terbuka (UT) menjadi universitas pertama yang menggagas bahwa Indonesia perlu untuk meningkatkan Program Wajib Belajar hingga perguruan tinggi. Hal ini dinilai sebagai salah satu implementasi cita-cita Proklamasi Indonesia yang kemudian juga tertuang dalam pembukaan konstitusi. Lebih lengkapnya lagi, ini menjadi implementasi nilai sila kelima Pancasila.

Gagasan ini kemudian didukung penuh oleh ketua DPR RI Ke-20, Bambang Soesatyo. Ia menyebutkan bahwa Data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mencatat per tahunnya dari 2 hingga 3 juta lulusan sekolah menengah atas hanya 38 persennya yang bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Jika dilihat sekilas, gagasan tersebut memang realistis, apalagi ditambah Indonesia perlu menyongsong puncak bonus demografi. Dalam hal ini, ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan guna pembangunan nasional. Utamanya, pemerintah Indonesia saat ini pun telah menyiapkan berbagai jenis beasiswa yang dapat diikuti oleh mahasiswa. Tak hanya pemerintah, bahkan pihak swasta pun banyak yang mau mengulurkan tangannya untuk membantu mahasiswa.

We Are Social, sebuah perusahaan media sosial di Inggris merilis sebuah laporan bahwa penetrasi intenet di Indonesia per Januari 2021 mencapai angka 73,7 persen atau 202,6 juta. Hal ini menjadi sebuah peluang bagi pendidikan jarak jauh berbasis teknologi informasi dalam meningkatkan pemerataan akses pendidikan.

Angka 73,7 persen mungkin memang didapat dari adanya pandemi COVID-19. Namun ke depannya penetrasi internet tesebut tentu akan bertambah tinggi yang berarti bahwa sistem pendidikan jarak jauh masih tetap menjadi solusi rasional untuk mendukung gagasan Universitas Terbuka.

Universitas Terbuka memang sudah sejak lama menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh, hingga rasanya tidak ada culture shock dalam pendidikan daring semasa pandemi ini. Beda halnya dengan berbagai perguruan tinggi lainnya. Namun demikian, mau tidak mau harus diakui bahwa platform pendidikan jarak jauh ini akan mengantarkan lahirnya komunitas virtual dalam dunia pendidikan. Bahwa satu sama lain akan tetap saling berinteraksi dan terkoneksi.

Kondisi pandemi menuntut seluruh civitas akademika untuk adaptasi dan meningkatkan literasi teknologi. Kompetensi dan kreativitas banyak diasah dan dihadirkan utamanya dari tenaga pendidik. Pun demikian dari sisi mahasiswa, ada kemandirian dan kedewasaan dalam setiap proses pembelajaran. Sehingga rasanya, gagasan dari Universitas Terbuka sejatinya mampu dilaksanakan setelah mempertimbangkan kondisi demografi masayarakat, pemerataan pendidikan, peluang beasiswa, hingga pendidikan jarak jauh tersebut.

 

Penulis : Sri Fatimah

Related Posts