Problematika Mahasiswa Pendidikan: Jadi Guru atau Wirausahawan?

Data Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (KEMENRISTEKDIKTI) pada tahun 2018 mencatat ada lebih dari 5000 program studi pendidikan yang ada di Indonesia. Dengan presentase lebih dari 15% dari jumlah program studi yang ada di Indonesia, diharapkan Universitas-universitas di Indonesia mampu menghasilkan lulusan kompeten untuk dijadikan sebagai penerus tonggak pendidik dan menyukseskan dalam mencerdaskan bangsa. Namun, keinginan tersebut tidak didampingi oleh apa yang lulusan dari program pendidikan dapatkan. Untuk menjadi seorang guru, mereka harus melewati beberapa proses tahapan sebelum menjadi seorang guru pemerintah (Guru PNS) yaitu guru honorer. Dikutip dari kompas.com kisaran gaji seorang guru honorer hanya berkisar pada 500-700 ribu setiap bulannya. Bahkan, ada yang sampai dibayarkan pertiga bulan sekali.

Melihat kenyataan tersebut, tidak sedikit dari mahasiswa lulusan pendidikan yang ‘berbelok’ menjadi seorang wirausahawan atau beralih bekerja di bidang yang jauh dari kata ‘mengajar’. Alasan finansial masih menjadi alasan terkuat mengapa mereka lebih memilih bekerja di bidang lain ketimbang mengajar dan menjadi seorang guru. Dengan tugas yang berat, mereka hanya mendapatkan ‘separuh dari UMR’ yang mereka rasa sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan.

Tidak sedikit guru honorer yang akhirnya ‘mundur’ dari dunia mengajar dan ‘banting setir’ menjadi seorang wirausahawan karena dianggap lebih mudah dan tidak terikat oleh siapapun. Sebaliknya, dalam hal menyiapkan calon pendidik, Pemerintah Indonesia sangat serius dengan mengadakan beberapa program menarik dari mulai Indonesia Mengajar, sampai kesempatan langsung dari Mendikbud, Nadiem Makarim, untuk mengajar di daerah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar) dengan kompensasi gaji setiap bulannya.

Di sisi lain, kemunculan program PPPK (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja) 2021 untuk guru juga dianggap menjadi salah satu ‘angin segar’ dari pemerintah untuk menyejahterakan para guru. Meskipun program PNS untuk guru sudah dihapuskan dan digantikan PPPK, namun sepertinya pemerintah masih ingin tetap menyalakan asa bagi calon pendidik anak bangsa terutama bagi mahasiswa program studi pendidikan.

Pada akhirnya, Indonesia tetap membutuhkan sosok seorang guru. Mahasiswa program pendidikan yang diharapkan mampu menjadi pioneer dalam bidang ini, juga diharapkan akan terus pada tujuan yang mulia atau setidaknya berkontribusi mencerdaskan generasi bangsa. Meskipun kehadiran teknologi dapat mengganti peran guru, namun sisi humanis seorang guru takkan pernah terganti oleh teknologi bahkan robot sekalipun. (mil)

 

Sumber            : cnnindonesia.co.id, kompas.com

Penulis : Sibakhul Milad

Editor : Sakinah/Uke

 

Related Posts