Di tengah pandemi COVID-19, pemerintah memang gencar mangadakan berbagai program guna menunjang kehidupan perekonomian dan sosial masyarakat. Tak luput bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau Kemendikbud. Pengembangan kompetensi dalam berbagai aspek dilakukan oleh Kemendikbud, salah satunya adalah Program Bangkit.
Melansir dari laman resmi dikti.kemdikbud.go.id, Program Bangkit merupakan program pengembangan kompetensi mahasiswa untuk berkarir di dunia teknologi yang di desain melalui kemitraan Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Google, Gojek, Tokopedia, Traveloka, dan mitra perguruan tinggi lainnya. Tahun ini, Program Bangkit akan menawarkan dua topik pebelajaran yakni pemrograman dengan pengembangan Android dan dasar-dasar Cloud dengan fokus pada Google Cloud Platform. Selain itu peserta juga akan belajar tentang keterampilan lain seperti pemikiran desain, kepemimpinan, komunikasi, kewirausahaan dan presentasi.
Program Bangkit menjadi salah satu model pembelajaran Kampus Merdeka yang dirancang melalui kolaborasi Google bersama dengan perguruan tinggi. Program ini juga bekerja sama dengan Universitas Stanford, Amerika Serikat. Tahun ini sebanyak 28.000 mahasiswa mengikuti proses pendaftaran program ini, namun hanya 3000 diantaranya yang lolos seleksi.
Program Bangkit bekerja sama dengan 15 universitas mitra dan mahasiswa terpilih akan mengikuti belajar online selama 18 minggu mulai Februari 2021. Di akhir semester kemudian akan dipilih lima belas tim proyek akhir untuk pengembangan lebih lanjut. Benefit lain akan diperoleh peserta-peserta terbaik, di mana ia akan mendapatkan kesempatan mengikuti program University Innovation Fellow dari Stanford University.
Leontinys Alpha Edison selaku Vice Chairman & Co-founder Tokopedia menyatakan bahwa ia sangat senang menjadi bagian dalam menyukseskan Program Bangkit di tahun ini. Kolaborasi ini menurutnya sejalan dengan upaya berkelanjutan dari Tokopedia dalam melahirkan talenta digital masa depan tanah air, membuka akses bagi setiap orang untuk belajar dan berkontribusi bagi negeri lewat teknologi serta bersama-sama mendorong pemerataan ekonomi secara digital di Indoensia.
Tak hanya Tokopedia, pihak Gojek dan Traveloka juga sangat menyambut baik kerjasama ini. Menurut Albert, Co-Founder Traveloka mengungkapkan program ini adalah wadah bagi perusahaan teknologi seperti Traveloka dalam mengembangkan talenta anak bangsa di bidang machine learning, Android dan Cloud.
Tak hanya memberikan dampak positif bagi perusahaan mitra, mahasiswa juga dapat memanfaatkan program ini untuk mengembangkan potensi diri dan relasi. Melalui program ini, mahasiswa juga dapat dianggap telah melakukan 20 sistem kredit semester dari perguruan tingginya. Selain itu, melalui program ini mahasiswa juga bisa lebih siap dalam menghadapi kehidupan kerja ke depannya.
Penulis : Sri Fatimah
Editor : Sakinah/Uke