Permasalahan akademis bukanlah satu-satunya masalah yang dihadapi oleh mahasiswa. Namun permasalahan akademis sendiri dapat menimbulkan masalah lain seperti masalah mental. Masalah mental kerap kali muncul karena adanya tuntutan kepada mahasiswa untuk dapat hidup menyesuaikan dan mengatur segalanya sendiri. Sehingga terkadang terjadi efek “kaget” yang timbul hingga akhirnya berujung pada munculnya masalah kesehatan mental.
Berikut adalah beberapa masalah mental yang seringkali muncul pada mahasiswa :
- Depresi
Depresi sendiri ditandai dengan rasa sedih berkepanjangan lalu kehilangan minat terhadap kegiatan yang biasa dilakukan dengan senang hati. Untuk tanda lanjutan adalah berhentinya menjalankan kegiatan yang biasa dilakukan sehari-hari setidaknya selama dua minggu.
- Gangguan Kecemasan

Salah satu gejala yang ditunjukkan oleh pengidap gangguan kecemasan adalah rasa gelisah, gugup, sesak napas, tegang, mual, sulit berkonsentrasi, insomnia apalagi jika menghadapi situasi tertentu. Gangguan kecemasan ini juga dapat menyerang mahasiswa dan paling sering dialami sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Dan persentasenya sendiri mencapai 75% menurut penelitian, sehingga tak heran jika gangguan kecemasan menjadi masalah kesehatan yang acapkali menyerang mahasiswa.
- Self-harm
Self-harm sendiri merujuk pada kegiatan melukai diri sendiri di beberapa bagian tubuh yang dilakukan karena merasa adanya tekanan dan stress yang dirasa terlalu besar.
- Insomnia
Gangguan pada pola tidur ini sebetulnya bukan termasuk kategori penyakit mental. Namun insomnia sendiri bisa merupakan tanda-tanda mahasiswa memiliki masalah mental. Insomnia bisa mengganggu kegiatan sehari-hari seseorang jika tidak segera diatasi karena kurangnya waktu istirahat pada mahasiswa.
Kesehatan mental adalah suatu hal yang harus disadari oleh semua kalangan usia. Agar tidak terjadi timbulnya masalah kesehatan mental yang nantinya dapat menghambat aktivitas sehari-hari. Perlu diingat, ciri-ciri yang sudah dijelaskan di atas tidak dapat memberikan kepastian apakah kamu benar mengalami gejala gangguan tersebut atau tidak. Karenanya dibutuhkan bantuan profesional seperti psikolog atau psikiater dan tidak disarankan untuk melakukan self-diagnose atau diagnosa terhadap diri sendiri hanya berdasarkan kesimpulan diri sendiri.
Penulis : Risma Nadya F
Editor : Sakinah