Korean Pop atau biasa disingkat K-Pop dari Korea Selatan menjadi salah satu budaya populer yang sukses di dunia internasional. Mulai dari drama, film, lagu, fashion, dan gaya hidup yang semakin banyak diminati warga di berbagai negara. Ditambah lagi dengan kabar terbaru dari salah satu boyband asal Korea Selatan, Bangtan Sonyeondam atau BTS yang berkesempatan berpidato terkait peran pemuda dalam menghadapi pandemi Covid-19 di Sidang Umum PBB Ke-76. Tak ayal, bila semakin banyak orang yang ingin berwisata bahkan mengenyam pendidikan di Korea Selatan. Biasanya remaja yang telah lulus SMA atau SMK yang memilih untuk berkuliah di kampus Korea Selatan. Sebelum memantapkan hati dan pikiran untuk berkuliah di negeri ginseng, sebaiknya perlu mengetahui terlebih dahulu bagaimana kebiasaan mahasiswa di negara tersebut. Sehingga calon mahasiswa bisa mempersiapkan diri, fisik, dan mental untuk mengikuti berbagai budaya tersebut saat berkuliah. Yuk simak ulasan beberapa kebiasaan mahasiswa di Korea Selatan berikut ini.
- Acara Sambutan Mahasiswa Baru
Setiap mahasiswa baru di Negeri Ginseng harus mengikuti serangkaian pengenalan kampus atau ospek yang diadakan oleh senior jurusan. Jika biasanya ospek dilakukan untuk mengenal lingkungan kampus, para tenaga pendidik, fasilitas yang disediakan dan sebagainya, maka hal tersebut berbeda dengan ospek di Korea Selatan. Ospek di sini tidak hanya untuk mengenal lingkungan kampus, melainkan kegiatan yang menyenangkan, seperti makan dan minum bersama atau berkemah. Setiap mahasiswa baru akan mendapatkan undangan pesta minuman dari panitia dan dipersilahkan untuk meminum sebanyak mungkin. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi beban stres mahasiswa baru terhadap kehidupan kampus yang memiliki banyak tugas.
- Belajar Tak Kenal Waktu
Korea Selatan terkenal dengan budaya pendidikannya yang kuat dan sangat memperhatikan perkembangan akademik mahasiswa. Â Sehingga menjadi mahasiswa di Korea Selatan tidak hanya harus menjalani seleksi penerimaan kampus yang ketat, melainkan juga untuk mempertahankan nilai akademik di kampus. Tak ayal, mahasiswa banyak mengikuti kegiatan belajar tambahan dan ekstrakurikuler hingga malam hari agar bisa mendapatkan nilai sempurna saat ujian. Bahkan sudah menjadi hal lumrah bila menemui mahasiswa yang tetap membaca buku di bus, kereta api, hingga sambil berjalan.
- Pelatihan Keanggotaan
Pelatihan keanggotaan atau membership training adalah suatu kegiatan antar mahasiswa untuk semakin menjadi lebih akrab. Kegiatan yang biasa dilakukan seperti mengikuti permainan, memasak, minum bersama, hingga berjalan-jalan. Kegiatan pelatihan keanggotaan biasanya dilaksanakan di daerah pedesaan, gunung, atau pantai.
- Jaket Universitas
Warga Negeri Ginseng memiliki rasa persatuan dan solidaritas yang kuat dalam ruang lingkup kelompoknya. Tak heran bila banyak mahasiswa yang sering menggunakan jaket universitas lengkap dengan nama dan logonya untuk menunjukkan eksistensi kampusnya. Menggunakan jaket universitas juga menjadi identitas tambahan bagi mahasiswa yang memakainya sekaligus menunjukkan dukungan bila ada kompetisi antar kampus. Selain itu, jaket universitas juga bisa menjadi pelengkap pakaian mahasiwa yang bisa dipadupadankan dengan pakaian apapun.
- Cuti Kuliah
Korea Selatan mewajibkan bagi warga negaranya yang berjenis kelamin pria untuk mengikuti wajib militer. Wajib militer adalah kewajiban bagi seorang pria Korea Selatan berusia 18-27 tahun untuk mengikuti pendidikan militer guna meningkatkan ketangguhan dan kedisiplinan. Wajib militer berlangsung hampir 2 tahun, sehingga banyak mahasiswa yang melaksanakan wajib militer di sela-sela semester kuliah. Hal ini pun berdampak pada mahasiswa laki-laki yang belum lulus kuliah hingga berusia 26 tahun. Mahasiswa perempuan pun bisa mengambil cuti kuliah untuk bekerja part time atau menuntaskan cita-citanya sebelum kuliah.
Nah, itu dia lima kebiasaan mahasiswa di Korea Selatan yang perlu kalian tahu jika ingin melanjutkan studi ke salah satu universitas di Korea Selatan. Bagi mahasiswa Muslim yang berniat melanjutkan studi ke universitas di Korea Selatan, tentu harus bisa memilih mana aktivitas ospek yang bisa dia iikuti, agar tidak melanggar nilai-nilai dan syari’at Islam yang telah ditentukan.
Penulis : Indri Fahra
Editor : Sakinah