Jangan Terjebak Overproductivity

Hari ini, di tengah era globalisasi dan perkembangan dunia yang begitu cepat. Kadang kita sering terjebak dalam zona overproductivity. Fenomana ini sangat lazim kita temui dalam kehidupan anak muda hari ini. Khususnya generasi Z, yaitu orang–orang yang lahir kisaran tahun 1998 – 2013.

Saat dunia berjalan begitu cepat, iklim kompetisi telah mengahantui kita dalam kehidupan sehari – hari. Setiap hari, kita berlomba untuk menjadi yang paling baik dan terbaik di antara seluruh umat manusia. Kita gila akan afirmasi dan pujian, hingga kita menyiksa diri untuk terlihat kuat dan bisa segalanya. Padahal, sebagai seorang manusia kita perlu jeda dan istirahat. Kita lupa, bahwa manusia itu punya kekurangan dan kelebihannya masing–masing.

Selain itu, ketika kita merasa tidak bisa apa–apa. Merasa paling pecundang dalam hidup ini. kita memilih untuk ‘istirahat’ dengan gadget. Kita memilih untuk bermain game tanpa kenal waktu. Sampai akhirnya kita kembali kalah dalam kompetisi ruang digital itu. Bukannya terhibur, kita malah memaki–maki.

Lalu, kita alihkan untuk melihat social media; Instagram, WhatsApp, Twitter, dan lain sebagainya. Kita temui lagi postingan teman yang sedang mendapatkan prestasi. Lalu kita merasa kembali dikalahkan oleh kompetisi yang tidak nyata dalam hidup ini.

Tidak berhenti di sana, kita mencoba untuk mencari pelarian lain. Mencari hiburan dengan healing, jalan – jalan. Tanpa kita sadari, akhirnya kita kehabisan uang dan tidak tahu kemana lagi akan mencarinya. Kita pergi ke mall, untuk memuaskan hasrat konsumen manusia. Sekali lagi, akhirnya kita tersadar uang yang kita keluarkan habis karena hal – hal yang tidak kita butuhkan.

Begitulah kehidupan kita hari ini, hidup di zaman yang serba cepat dan penuh kompetisi. Jika kita tidak berhati–hati. Kita hanya akan lelah sendiri, terjebak dalam overproductivity. Sebagai manusia, kita harus sadar. Bahwa kita punya kelebihan dan kekurangan. Kita harus sadar, bahwa kita harus beristirahat dan mencintai diri sendiri. Tidak usah fokus dengan pencapaian orang lain. Tapi fokuslah dengan apa yang kita usahakan. Sebab, semuanya akan mendapatkan porsinya masing – masing.

 

Penulis : Ramadhanur Putra

Editor : Sakinatudh Dhuhuriyah

 

 

 

 

 

Related Posts