Inovasi Baru Dunia Kesehatan: Gluconov, Alat Tes Diabetes Non Invasif

Diabetes melitus atau yang lebih sering dikenal sebagai penyakit gula darah memang menjadi momok menyeramkan bagi setiap orang. Penderita diabetes harus menjaga pola makan dan selalu cek kadar gula darah secara rutin. Belum lama ini, muncul sebuah inovasi di dunia kesehatan yang berasal dari empat mahasiswa Teknik Biomedis Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang. Tim ini berhasil menemukan alat tes diabetes non invasif yang diberi nama Gluconov. Alat ini mampu mengecek kadar gula darah tanpa mengeluarkan luka sedikitpun.

Diabetes dan Tipenya

Data milik Kementerian Kesehatan yang diperoleh dari Sample Registration Survey 2014 menunjukkan diabetes menjadi penyebab kematian terbesar nomor tiga di Indonesia dengan persentase sebesar 6,7%. International Diabetes Federation (IDF) Atlas tahun 2017 mencatat bahwa Indonesia menduduki peringkat ke enam di dunia dengan jumlah diabetes sebanyak 10,3 juta jiwa.

Diabetes adalah penyakit yang ditandai dengan ciri-ciri berupa tingginya kadar gula (glukosa) darah. Glukosa ini menumpuk dalam darah akibat tidak diserap oleh tubuh dengan baik sehingga mengakibatkan berbagai gangguan organ tubuh. Kadar gula dalam darah dikendalikan oleh hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas. Pada penderita diabetes, pankreas tidak mampu memproduksi insulin sesuai dengan kebutuhan. Tanpa insulin, sel-sel tidak dapat menyerap dan mengolah glukosa menjadi energi.

Ada dua tipe diabetes, yakni tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1 atau diabetes autoimun terjadi karena sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Hal ini mengakibatkan adanya peningkatan kadar glukosa darah sehingga terjadi kerusakan pada organ tubuh. Pemicu diabetes tipe 1 masih belum diketahui namun dugaan paling kuat adalah faktor genetika dan lingkungan.

Sementara diabetes tipe 2 adalah tipe diabetes yang sering kali terjadi. Tipe ini disebabkan karena sel-sel tubuh menjadi kurang sensitif terhadap insulin. Sehingga insulin yang dihasilakan tidak dapat dipergunakan dengan baik. Hampir 90% penderita diabetes di dunia menderita diabetes tipe ini.

Selain kedua tipe di atas, juga ditemukan diabetes khusus ibu hamil atau yang disebut diabetes gestasional. Tipe ini disebabkan oleh perubahan hormon dan gula darah akan kembali normal setelah ibu hamil menjalani persalinan.

Pengobatan Diabetes

Sebelum dinyatakan mengidap penyakit diabetes, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan berdasar pada gejala-gejala yang ditemukan. Diantaranya adalah pemeriksaan gula darah, meliputi gula darah sewaktu (GDS), gula darah puasa (GDP), maupun hemoglobin A1C (HbA1c). Selanjutnya, untuk memastikan apakah pasien menderita diabetes tipe 1 atau 2 dilakukan pemeriksaan antibodi. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi kadar antibodi yang menyerang sel-sel beta dalam pankreas.

Pengobatan diabetes ditentukan pada tipe yang dialami oleh pasien. Penderita diabetes tipe 1 akan bergantung mutlak pada pemberian insulin dari luar. Di mana hal ini berarti pasien perlu menyuntikkan insulin ke dalam tubuhnya beberapa kali sehari dan memantau kadar gula darahnya secara ketat. Sementara untuk pasien diabetes tipe 2, metode penanganannya meliputi penerapan pola hidup sehat, pemberian obat, terapi insulin, hingga pada operasi.

Gluconov

Mengecek kadar gula dalam darah secara rutin memang menjenuhkan. Apalagi untuk mereka yang mempunyai gejala diabetes. Ditambah jika ia sedikit takut melihat darah. Tes gula darah umumnya dilakukan di laboraturium klinik atau rumah sakit. Namun, kita juga bisa melakukan tes ini di rumah mengginakan alat yang bernama glukometer.

Cara cek gula darah selama ini yang dikenal adalah menusuk ujung jari dengan jarum khusus sehingga mengeluarkan sedikit darah. Kemudian darah tersebut diteteskan pada strip glukosa yang terpasang di glukometer. Hasilnya akan terlihat dalam 10-20 detik.

Cara cek gula darah tersebut memang menjadi satu-satunya cara paling cepat dan akurat selama ini. Namun cara ini masih meninggalkan luka pada pasien. Semakin sering pasien melakukan cek

gula darah, maka semakin sering ia mendapatkan luka-luka tersebut. Meskipun hanya sebesar jarum, namun tetap saja, luka bisa saja lama mengering, terutama untuk pasien diabetes tipe 2.

Hal inilah yang kemudian mendasari empat mahasiswa Teknik Biomedis Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang melakukan riset dan menghasilkan sebuah alat pendeteksi diabetes tanpa meninggalkan luka sedikitpun. Jari pasien akan diletakkan pada slot yang tersedia, dan alat ini akan mendeteksi dengan sendirinya kadar gula dalam darah.

Alat yang bernama Gulconov ini memiliki komponen LDR yang akan mendeteksi perubahan intensitas cahaya yang dimiliki oleh darah akibat dari paparan 5 jenis cahaya. Hasil deteksi dari proses tersebut akan berupa sinyal analog, kemudian dikonversian melalui alat bernama Analog to Digital Convertion (ADC).

Setelah proses konversi dilanjutkan mencari karakteristik dan ekstraksi menggunakan teknik PCA. Dari hasi tersebut akan menghasilkan dua indikator yakni high dan low. Dimana hasil deteksi kadar gula akan langsung terkoneksi dengan aplikasi smarthpone melalui jaringan WiFi. Aplikasi ini pun dapat diunduh di Google Play Store.

Gluconov nantinya akan dibandrol di pasaran seharga Rp370.000,- sedangkan aplikasinya akan dikenai tarif 1 Dollar Amerika.

Penulis : Sri Fatimah

Editor : Sakinah/Uke

Related Posts