Jasa joki Strava adalah layanan dimana seseorang menyewa orang lain untuk menjalankan aktivitas olahraga mereka dan hasilnya akan diunggah ke akun Strava penyewa. Dalam layanan ini, joki akan melakukan aktivitas seperti berlari atau bersepeda dan mencatat hasilnya menggunakan akun Strava sang penyewa.
Meskipun layanan ini mungkin memuaskan kebutuhan akan pengakuan sosial, dampaknya rupanya sangat jauh dari positif. Lebih bermanfaat jika seseorang berolahraga sendiri, mendapatkan manfaat kesehatan yang sesungguhnya dan merasakan kebanggaan atas pencapaian pribadi. Jasa joki Strava hanya memperkuat budaya pamer yang superfisial, tanpa memberikan nilai sebenarnya dari aktivitas fisik dan usaha pribadi.
Saat ini sulit untuk menghindari budaya flexing atau pamer, terutama dengan berkembangnya media sosial. Di masa lalu, pamer hanya terjadi saat berkumpul dengan teman, menampilkan barang baru, atau membahas pencapaian terbaru. Namun, saat ini, media sosial memungkinkan kita untuk menampilkan apapun kepada audiens yang tersebar di seluruh dunia. Semuanya dipamerkan secara terbuka, termasuk pakaian bermerek, perangkat elektronik terbaru, dan pencapaian hidup seperti perjalanan atau kesuksesan profesional. Fenomena ini menunjukkan perubahan dalam cara kita mencari validasi dan pengakuan, di mana likes dan komentar menjadi cara baru untuk mendapatkan apresiasi sosial. Meskipun terlihat menyenangkan, budaya ini dapat menimbulkan tekanan sosial dan standar yang tidak masuk akal bagi banyak orang.
Ada beberapa tindakan yang dapat diambil untuk menghindari budaya flexing:
- Meningkatkan Kepercayaan Diri
- Fokus pada Diri Sendiri
- Jangan mengharap validasi orang lain
Penulis : Alvin Ferdiansyah
Editor : Sakinatudh Dhuhuriyah