Organisasi mahasiswa merupakan wadah candradimuka untuk mengekplorasi segala kegiatan di luar kelas dengan tujuan untuk tumbuh dan berkembang bagi mahasiswa. Seiring berjalannya waktu, organisasi mahasiswa dihadapkan dengan beragam kendala yang kompleks, seperti program kerja yang dilaksanakan setiap tahunnya tidak memiliki inovasi, anggotanya hanya merasakan ‘love-boombing’, hanya semangat di awal periode saja, dan masalah internal lainnya. Adapun faktor kunci yang menjadikan organisasi mahasiswa hari ini menjadi sepi peminat, yakni hadirnya program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM) yang memiliki berbagai program variatif, seperti program pertukaran pelajar internasional (IISMA), program magang (MSIB), dan sebagainya, yang dinilai lebih bermanfaat daripada kegiatan yang ada di organisasi mahasiswa. Lantas, bagaimana peran organisasi mahasiswa dalam menyikapi persoalannya hari ini?
Pertama, refleksikan periode organisasi sekarang dengan periode sebelumnya (tahun lalu). Cari apa saja kekurangan yang perlu dibenahi, cari juga apa saja keunggalan program yang perlu dilanjutkan bahkan diinovasikan, kemudian evaluasi. Dengan begitu, organisasi mahasiswa akan lahir kembali dengan wajah dan semangat baru.
Kedua, buat visi misi dengan menggunakan strategi. Visi misi adalah ruh dari organisasi. Namun, visi misi tanpa strategi hanyalah omong kosong dan polusi kata saja. Sebaiknya visi misi dijelaskan dengan rinci, arah gerak organisasi melalui visi misi tersebut akan kemana, dan dijalankan dengan konsisten. Tidak lupa untuk jelaskan what, why, dan how visi misi tersebut dipilih dan dijalankan agar goals yang dicapai dapat terlaksana secara terukur.
Ketiga, hilangkan budaya kaku yang mengekang, ciptakan ruang fleksibel bagi anggota. Organisasi mahasiswa memang tidak asing dengan kegiatan rapatnya yang berlarut-larut tanpa hasil yang konkrit. Banyak waktu yang terbuang dari agenda-agenda yang tidak bermanfaat lainnya. Orientasi ‘jabatan’ juga perlu dihilangkan agar gap antar sesama mahasiswa semakin minim. Dengan begitu, ruang fleksibel akan lahir dengan sendirinya, sehingga dapat menghindari anggota yang hilang-hilangan.
Keempat, lakukan bonding secara teratur agar team-building dapat terlihat. Jalan-jalan ke suatu tempat untuk menghilangkan penat sesama anggota akan melahirkan ‘sandzone’ di lingkungan organisasi. Sandzone adalah tempat dimana jika kita terjatuh, kita tidak akan merasakan sakit yang parah karena jatuhnya di atas pasir. Maka dari itu, ketika direfleksikan ke dalam organisasi, anggota tidak akan mendapatkan penghakiman jika perform-nya tidak maksimal.
Kelima, ciptakan program-program kerja berbasis layanan yang inovatif dan dapat dirasakan manfaatnya oleh orang banyak. Hindari program kerja yang hanya dinikmati oleh pengurus organisasi saja. Buat skala prioritas terkait event yang dibutuhkan oleh mahasiswa secara menyeluruh apa saja dan jalankan secara profesional.
Keenam, berikan informasi yang up to date di media sosial dengan konten yang eye-catching. Akun media sosial resmi organisasi bukanlah kalender, yang selalu hanya memposting hari raya agama dan hari besar nasional. Buatlah infografis yang informatif terkait program kerja organisasi dan kegiatan-kegiatan seru lainnya.
Tentunya organisasi mahasiswa masih sangat relevan di era sekarang jika langkah-langkah di atas dapat diaplikasikan secara menyeluruh. Selain itu, pola pikir mahasiswa juga kian hari kian berkembang dan kreatif, sehingga tidak jarang kita temui suatu organisasi menciptakan gebrakan-gebrakan baru setiap periodenya. Hal tersebut tentu semakin menguatkan statement bahwa organisasi mahasiswa masih terus berkembang dan akan terus hidup.
Penulis : Muh Fauzi Usman Tunreng
Editor : Sakinatudh Dhuhuriyah