5 Alasan Mengapa Kamu Harus Berhenti Mengeluh Tentang Skripsi

Menyelesaikan skripsi atau tugas akhir merupakan kewajiban yang dilakukan setiap mahasiswa semester akhir sebelum momentum kelulusan. Tidak sedikit dari mereka juga mengeluh karena skripsinya tak kunjung usai. Biasanya keluhan tersebut tidak hanya muncul dari faktor internal, namun faktor lainnya seperti sulitnya berkomunikasi dengan narasumber atau yang sering muncul karena kesulitan ketika berkonsultasi. Nah, ini dia beberapa hal yang harus kamu tahu dalam kehidupan after campus agar tidak banyak mengeluh lagi bikin skripsi!

1. Revisi dari dosen tak seberapa dengan revisi dari atasan

Ketika menyelesaikan skripsi, seringkali mahasiswa beranggapan dosen adalah tantangan terbesar yang harus dilewati. Tapi, ketika sudah masuk dunia kerja nanti, mahasiswa juga harus sadar revisi dari atasan atau klien jauh lebih menantang adrenalin. Tak jarang revisinya juga “nggak ngotak” sehingga memang benar-benar memperhatikan dengan detail keinginan dari atasan atau klien.

2. Memilih pendamping hidup tak segampang menentukan judul skripsi

Judul skripsi biasanya ditentukan mahasiswa berdasarkan hasil riset yang dikembangkan sebelumnya. Ada juga mahasiswa yang menentukan judul atas saran dosen pembimbing, bahkan berdasarkan keresahan yang dirasakan. Percayalah, menentukan judul skripsi sangat kompleks dan mempertimbangkan banyak hal. Tapi, menemukan pendamping hidup juga jauh lebih kompleks karena harus melalui perjalanan dan persiapan yang cukup panjang. Bahkan sering kali harus rela melakukan riset dulu.

3. Lebih sulit menentukan jadwal dengan klien daripada dosen pembimbing

Sudah menjadi rahasia umum ketika mahasiswa ingin konsultasi skripsi atau tugas akhir “Dosen susah dihubungi”, “Revisi belum dikirim” dan sebagainya. Mahasiswa mungkin merasa sulit untuk menentukan waktu untuk konsultasi di tengah ketidakpastian. Jangan menyerah, karena dalam dunia kerja nanti kamu harus pandai-pandai menyesuaikan jadwal dengan klien. Di sini hal yang paling dibutuhkan adalah time management dan fleksibelitas!

4. Deadline skripsi semaumu, deadline kerjaan resikonya kena SP

Ketika menjadi mahasiswa semester akhir, berasa tidak ada tanggungan mengikuti kuliah seperti biasanya. Skripsi menjadi satu-satunya mata kuliah yang bisa dikerjakan secara mandiri dengan melalui proses riset dan konsultasi. Namun, seringkali mahasiswa acuh terhadap deadline skripsi mereka seolah-olah memiliki kendali kapan harus mengerjakannya. Mahasiswa harus menyadari ketika sudah kerja nanti, sikap acuh tak acuh atau tidak menepati deadline punya konsekuensi yang serius, dikenakan surat peringatan, bahkan bisa dipecat. Jadi biasakan dari sekarang untuk bertanggung jawab, menghargai waktu dan menyelesaikan pekerjaan tepat waktu!

5. Anggap berkomunikasi dengan dosen pembimbing seolah berkomunikasi dengan calon mertua

Berkomunikasi dengan dosen pembimbing saat menulis skripsi bisa menjadi latihan berharga untuk berkomunikasi dengan calon mertua di masa depan. Kedua situasi tersebut membutuhkan keterampilan komunikasi yang baik, kemampuan mendengarkan, serta kemampuan untuk menyampaikan ide dengan jelas dan efektif. Ini adalah persiapan penting untuk membangun hubungan yang sehat dan harmonis, baik dalam konteks akademis maupun pribadi demi masa depan.

Jadi, saat kamu atau mahasiswa lainnya merasa terbebani dengan skripsi, ingatlah bahwa ini adalah langkah awal. Awal dari perjalanan yang menanti. Tantangan-tantangan yang kamu hadapi sekarang akan terasa ringan jika dibandingkan dengan realitas dalam kehidupan nantinya. Percayalah, dengan melewati ujian ini, kamu akan menjadi pribadi yang lebih siap dan tangguh untuk menghadapi apapun yang yang terjadi di luar sana. Semangat dan bersiaplah, karena dunia luar sedang menanti kehadiranmu!

 

Penulis : Muhammad Surya Kukuh

Editor : Sakinatudh Dhuhuriyah

Related Posts